Jumat, 30 Mei 2014

tentang tkj

kelompok 2  (casing cpu,mother board,procesor)
  • abdul azis
  • okky pratama
  • sandy agustian
  • siti maesaroh
  • siti nuryamah
  • siti wirasanti
  • syahroji
  • yulianto

1. Pengertian dan Fungsi Motherboard

    Hardware atau yang akrab didengar dalam bahasa lokal sebagai perangkat keras komputer adalah bagian dari perangkat komputer yang memiliki sifat konkret atau nyata bentuknya dan dipergunakan untuk dibentuk menjadi sebuah modul disertai penamaan perangkat sesuai fungsinya masing-masing. Dari sekian banyaknya komponen perangkat keras komputer, yang paling utama dan vital adalah motherboard.


Gambar Motherboard
Gambar Motherboard

Sudahkah Anda mengetahui masing-masing pengertian dan fungsi motherboard? Atau masih belum jelas dengan penjelasan yang pernah Anda dapatkan? Di sini akan diterangkan lebih lanjut mengenai hal itu dengan rincian bahwa beberapa penjelasan nantinya akan dikemas ke dalam wadah artikel yang memadai dan mudah dipahami. Sehingga tujuan Anda untuk belajar komputer dasar, dengan menambah wawasan mengenai pengertian motherboard dan fungsinya akan menemui titik pencapaian maksimal.

Tidak usah berlama waktu, langsung saja kita simak beberapa hal penting terkait pengertian dan fungsi motherboard berikut ini.

Pengertian Motherboard

Motherboard adalah perangkat keras komputer yang memiliki peran utama dan paling vital. Di mana di dalam cara kerjanya, motherboard mengemban tugas untuk mengatur hal-hal teknis seputar BIOS (Basic Input Output System), Chipset (pengatur koneksi input-output), RAM (memori penyimpanan data sementara), VGA card (memori penyimpan data grafis), prosesor, dan Additional card (PCI, ISA).

Fungsi Motherboard

Fungsi utama motherboard ialah sebagai pusat penghubung antara satu perangkat keras dengan perangkat keras yang lainnya. Artinya, motherboard di sini mengemban tugas untuk menghubungkan bahasa kode antarperangkat keras untuk disinergikan menjadi sebuah aktivitas kerja perangkat komputer. Sebagai contoh, motherboard berfungsi menghubungkan beberapa perangkat keras seperti prosesor, RAM, hard disk, printer, power supply, dan masih banyak lagi.

Jika pembaca ingin merakit komputer sendiri, maka hendaknya meneliti terlebih dahulu sebelum membeli perangkat motherboard. Artinya, di sini Anda haruslah memperhatikan beberapa hal terkait pembelian perangkat keras motherboard, antara lain: jenis soket prosesor, frekuensi BUS, jumlah soket SATA dan PCI, jumlah soket RAM, serta yang terpenting adalah reputasi dan keandalan sebuah merek daripada perangkat keras motherboard yang akan dibeli.

Di Indonesia sendiri, telah tersebar luas cabang dari produsen kenamaan yang memproduksi motherboard. Persaingan ketat pun ditunjukkan para produsen guna menjadi leader dalam pasar perangkat keras motherboard. Seperti misalnya, merek produk yang kini tengah memiliki reputasi dan keandalan yang bagus antara lain: Gigabyte, Asus, Albatron, Aopen, Abit, ECS, Biostar, dan Jetway. Harga banderolan masing-masing merek pun memiliki varian yang cukup variatif. Begitu pula untuk sektor spesifikasinya.

2. Pengertian dan Fungsi Casing
casing
 Casing Adalah Kotak yang berisi komponen-komponen mainboard dan peripheral lainnya. Wadah ini digunakan sebagai tempat melindungi mainboard dan perangkat keras lainnya.

Fungsi Casing :
  1. Melindungi berbagai komponen didalamnya dari deebu,panas matahari,air dan kotoran lainnya pada saat bekerja.
  2. Hampir semua peripheral menggunakan casing sebagai tempa dudukannya.
  3. Exhaus Fan yang berfungsi sebagai pendingin ruanganpun,menggunakan casing sebagai tempat beroperasi mengatur suhu didalam CPU.
  4. Casing PC yang juga amat penting ialah sebagai tempat dudukan tombol-tombol atau lampu-lampu. Contohnya Tombol Power pada CPU.
  5. Casing juga mempunyai tugas penting yaitu sebagai kediaman (rumah mainboard) power supply yang memberikan tugas buat semua komponen.

    3.pengertian dan fungsi procesor

    PENGERTIAN DAN FUNGSI PROCESSOR
    • PENGERTIAN PROCESSOR
    Processor sering disebut sebagai otak dan pusat pengendali computer yang didukung oleh kompunen lainnya. Processor adalah sebuah IC yang mengontrol keseluruhan jalannya sebuah sistem komputer dan digunakan sebagai pusat atau otak dari komputer.
    Processor terletak pada socket yang telah disediakan oleh motherboard, dan dapat diganti dengan processor yang lain asalkan sesuai dengan socket yang ada pada motherboard. Salah satu yang sangat besar pengaruhnya terhadap kecepatan komputer tergantung dari jenis dan kapasitas processor.
    Prosesor adalah chip yang sering disebut “Microprosessor” yang sekarangukurannya sudah mencapai Gigahertz (GHz). Ukuran tersebut adalah hitungan kecepatan prosesor dalam mengolah data atau informasi. Merk prosesor yang banyak beredar dipasaran adalah AMD, Apple, Cyrix VIA, IBM, IDT, dan Intel. Bagian dari Prosesor Bagian terpenting dari prosesor terbagi 3 yaitu :
    • Aritcmatics Logical Unit (ALU)
    • Control Unit (CU)
    • Memory Unit (MU)

    • FUNGSI PROCESSOR

    Fungsi Processor dalam komponen komputer sangat penting sekali, karena processor merupakan pusat pengendali dan memproses kerja sebuah komputer. Processor sendiri pada umumya hanya berfungsi untuk untuk memproses data yang di terima dari masukan atau input, kemudian akan menghasilkan keluaran atau output.

    Cara kerja processor akan terus terhubung dengan komponen komputer yang lainnya, terutama hardisk dan RAM. Fungsi Processor juga di gambarkan sebagai otak dari sebuah komputer itu sendiri, di mana setiap data akan melalui processor mengeluarkan atau output yang sepatutnya. Processor juga dikenal sebagai Central Processing Unit atau ringkasan CPU.

    Processor hanya dapat mengenali bahasa mesin yaitu dengan notasi bilangan biner yang hanya berupa 2 angka saja yaitu 0 dan 1 (01010101). Bilangan biner merupakan notasi untuk perangkat elektronik di mana bilangan nol (0) menandakan tidak terdapat sinyal listrik dan bilangan satu (1) menandakan adanya sinyal listrik.

    Pada awalnya fungsi processor hanya untuk pengolahan aritmatika saja, seperti  kalkulator pada saat ini. Namun sekarang ini processor telah bergeser fungsinya mengarah ke multimedia.

    • SEJARAH PROCESSOR

    Pada masa dahulu bentuk processor di pasang secara slot, tetapi saat ini, bentuk processor semuanya di pasang secara socket. Pada saat ini terdapat dua perusahaan besar processor yaitu Intel dan AMD. Bentuk luar dari keduanya hampir sama yaitu berbentuk segiempat dan mempunyai banyak pin. Fungsi Processor Intel yang tidak memiliki pin yaitu socket LGA775, sebaliknya motherboard yang lain mempunyai pin connector untuk di hubungkan dengan processor.

    Sistem Operasi dari processor komputer atau CPU adalah sebuah sirkuit elektronika yang beroprasi dengan kecepatan tinggi dengan bantuan quartz crystal, ketika mengalami sebuah electrical currant, mengirimkan pulsa yang disebut ”peaks“ dan clock speed (cycle). Frekuensi clock umumnya merupakan kelipatan dari frekuensi sistem ( FSB , Front-Side Bus ), yang berarti kelipatan dari frekuensi motherboard.

    Jumlah bit dalam fungsi processor bervariasi sesuai dengan jenis data, mulai dari 1 dan 4 byte 8-bit. Instruksi dapat dikelompokkan berdasarkan kategori, di antaranya Access Memory, Operasi Aritmatika, Logika Operasi dan Pengendalian.

Kamis, 27 Maret 2014

adab dan pahala membaca al-qur'an

Adab dan Pahala Membaca Al-Quran


Sahabat yang dirahmati Allah,
Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah S.W.T kepada Rasulullah S.A.W melalui perantaraan malaikat Jibril. Al-Quran di turunkan sedikit demi sedikit hingga sempurna 30 juzuk.

Untuk menghidupkan al-Quran dalam jiwa kita, kita perlu membaca, melihat makna dan tafsirnya dan cuba sedaya upaya untuk menghayati di dalam kehidupan sehari-hari, kerana akhlak Rasulullah S.A.W adalah al-Quran seperti mana Siti Aisyah menyatakan bahawa akhlak Rasulullah adalah al-Quran.

Dalam hadis Rasulullah S.A.W. baginda ada menyebut tentang orang yang tidak ada langsung membaca al-Quran dan rongga mulutnya kosong dengan ayat-ayat al-Quran seperti rumah yang kosong dari penghuni.

Hadis dari Rasulullah S.A.W. maksudnya :
"Sesungguhnya orang yang tidak ada pada rongganya sedikitpun daripada al-Quran seperti rumah yang ditinggalkan kosong."

Seseorang yang membaca Al-Quran seolah-olah ia berada di sisi Allah S.W.T dan bermunajat kepadaNya maka hendaklah menjaga adab-adab yang tertentu yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Agong lagi Maha Mulia.

Ulama-ulama muktabar telah menggariskan beberapa adab sebagai panduan sepeti berikut:

1. Hendaklah sentiasa suci pada zahir dan batin kerana membaca al-Quran adalah zikir yang paling afdal (utama) dari segala zikir yang lain.

2. Hendaklah membaca di tempat yang suci dan bersih yang layak dengan kebesaran Yang Maha Agong dan ketinggian al-Quranul Karim. Para Ulama berpendapat sunat membaca al-Quran di Masjid iaitu tempat yang bersih dan mulia di samping dapat menambah kelebihan pahala-pahala iktiqaf.

3. Hendaklah memakai pakaian yang bersih, cantik dan kemas.

4. Hendaklah bersugi dan membersihkan mulut. Melalui mulut tempat mengeluarkan suara menyebut ayat al-Quran. Hadis Rasulullah S.A.W.  berbunyi:

"Sesungguhnya mulut-mulut kamu adalah merupakan jalan-jalan lalunya al-Quran maka peliharalah dengan bersugi."

Berkata Yazid bin Abdul Mallek: "Sesungguhnya mulut-mulut kamu adalah merupakan jalan-jalan lalunya al-Quran maka peliharalah dengan bersugi."

5. Hendaklah melahirkan di dalam ingatan bahawa apabila membaca al-Quran seolah-olah berhadapan dengan Allah dan bacalah dalam keadaan seolah-olah melihat Allah S.W.T. Walaupun kita tidak dapat melihat Allah sesungguhnya Allah tetap melihat kita.

6. Hendaklah menjauhkan diri dari ketawa dan bercakap kosong ketika membaca al-Quran.

7. Jangan bergurau dan bermain-main ketika sedang membaca al-Quran.

8. Hendaklah berada dalam keadaan tenang dan duduk penuh tertib. Jika membaca dalam keadaan berdiri hendaklah atas sebab yang tidak dapat dielakkan adalah harus.

9. Setiap kali memulakan bacaan lebih dahulu hendaklah membaca Istiazah: (A'uzubillahiminasy-syaitannirrajim).

Kerana memohon perlindungan dari Allah dari syaitan yang kena rejam.

10. Kemudian diikuti dengan membaca basmallah: (Bismillahirrahmanirrahim).

Hendaklah membaca Bismillah itu pada tiap-tiap awal surah kecuali pada surah At-Taubah.

11. Hendaklah diulang kembali membaca Istiazah apabila terputus bacaan di luar daripada al-Quran.

12. Hendaklah membaca dengan Tartil (memelihara hukum tajwid). Secara tidak langsung menambah lagi minat kepada penghayatan ayat-ayat yang dibawa dan melahirkan kesan yang mendalam di dalam jiwa.

Firman Allah S.W.T maksudnya : "Kami membaca al-Quran itu dengan tartil."
(Surah Al-Furqan ayat 32)

"Hendaklah kamu membaca Al-Quran dengan tartil."
(Surah Al-Muzammmil ayat 4)

Pengertian Tartil pada bahasa: Memperkatakan sesuatu perkara itu dengan tersusun dan dapat difahami serta tanpa gopoh-gopoh. Menurut Istilah Tajwid ialah membaca al-Quran dalam tenang dan dapat melahirkan sebutan huruf dengan baik serta meletakkan bunyi setiap huruf tepat pada tempat-tempatnya. Saydina Ali k.w berkata: "Pengertian tartil ialah mentajwidkan akan huruf-huruf al-Quran dan mengetahui wakaf-wakafnya."

13. Hendaklah berusaha memahami ayat-ayat yang dibaca sehingga dapat mengetahui tujuan al-Quran diturunkan oleh Allah S.W.T.

Allah S.W.T. berfirman maksudnya : "Inilah al-Quran yang memimpin jalan yang lurus. (Surah Al-Israi’ ayat 9)

Firman Allah S.W.T. maksudnya : "Kami turunkan Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang mukminin."
(Surah Al-Isra’ ayat 82)

Firman Allah S.W.T. lagi maksudnya : "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu dengan penuh barakah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.
(Surah Sad ayat 29)

14. Hendaklah menjaga hak tiap-tiap huruf sehingga jelas sebutannya kerana tiap-tiap satu huruf mengandungi sepuluh kebajikan. Hadis dari Rasulullah S.A.W. berbunyi:

Diriwayatkan dari Tirmizi dari Abdullah bin Masud daripada Rasulullah S.A.W. telah bersabda maksudnya : "Sesiapa yang membaca satu huruf daripada Kitabullah (al-Quran) maka baginya satu kebajikan dan setiap kebajikan sepuluh kali gandanya. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf."

15. Hendaklah membaca al-Quran mengikut tertib mashaf. Dilarang membaca dengan cara yang tidak mengikut susunan kecuali diceraikan surah-surah dengan tujuan mengajar kanak-kanak adalah diharuskan.

16. Hendaklah berhenti mambaca apabila terasa mengantuk dan menguap kerana seseorang yang sedang membaca al-Quran ia bermunajat kepada Allah dan apabila menguap akan terhalang munajat itu kerana perbuatan menguap adalah dari syaitan.

Berkata Mujahid: Apabila kamu menguap ketika membaca al-Quran maka berhentilah dari membaca sebagai menghormati al-Quran sehingga selesai menguap.

17. Hendaklah meletakkan al-Quran di riba atau di tempat yang tinggi dan jangan sekali-kali meletakkannya di lantai atau di tempat yang rendah. Sabda Rasulullah S.A.W.:

Ubaidah Mulaiki r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah S.A.W. bersabda maksudnya : “Wahai kaum ahli-ahli al-Quran jangan gunakan al-Quran sebagai bantal tetapi hendaklah kamu membacanya dengan teratur siang dan malam.”

18. Hendaklah memperelokkan bacaan dan menghiaskannya dengan suara yang baik.

Sabda Nabi S.A.W. dalam sebuah hadis: Telah bersabda Nabi Muhammad S.A.W maksudnya : "Hiasilah al-Quran dengan suara-suara kamu."

19. Setiap bacaan hendaklah disudahi dengan membaca:
(Sadaqallahul’azim).

20. Disunatkan berpuasa di hari khatam al-Quran dan diikuti dengan mengumpul ahli keluarga dan sahabat handai bersama-sama di dalam hari khatam al-Quran. Dalam sebuah hadis ada menjelaskan kelebihan orang yang telah khatam al-Quran menerusi sebuah hadis yang berbunyi:

Telah bersabda Nabi Muhammad S.A.W maksudnya : "Sesiapa yang telah khatam al-Quran baginya doa yang dimakbulkan."

Sahabat yang dimuliakan,
Terdapat banyak kelebihan dan pahala yang akan dikurniakan oleh Allah S.W.T. kepada sesiapa yang banyak  membaca al-Quran.
Kebaikannya adalah seperti berikut :

1. Pahala setiap huruf yang dibaca.

Hadis dari Ibnu Masud r.a dari Rasulullah s.a.w:
Daripada Ibnu Masud r.a telah berkata bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda maksudnya : "Barangsiapa membaca satu huruf daripada Kitabullah maka baginya satu kebajikan dan setiap kebajikan sepuluh kali gandanya. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miim satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf."

Mengenai pahala tiap-tiap ayat telah disebut dalam beberapa hadis antaranya yang diriwayatkan daripada Abi Hurairah r.a telah bersabda Rasulullah s.a.w:


2. Tidak termasuk golongan yang lalai.

Nabi S.A.W bersabda maksudnya : "Sesiapa yang membaca Al-Quran sepuluh ayat dalam satu malam tidak dimasukkan ke dalam golongan yang lalai."

Sesiapa yang memelihara sembahyang fardu tidak termasuk dalam golongan yang lalai dan sesiapa yang membaca 100 ayat pada satu malam dimasukkan ke dalam golongan yang taat.

3. Di tuliskan satu kebajikan.

Nabi S.A.W bersabda maksudnya : "Barangsiapa yang mendengarkan satu ayat daripada Al-Quran ditulis baginya satu kebajikan yang berlipat kali ganda dan barang siapa yang membacanya adalah baginya cahaya pada hari Qiamat."

Adapun pahala membaca surah-surah banyak diriwayatkan dalam hadis-hadis Rasulullah s.a.w antaranya:

4. Membaca surah Yasin.

Nabi S.A.W bersabda maksudnya : "Sesiapa yang mambaca surah Yasin dipermulaan hari, segala hajatnya bagi hari itu dipenuhi."

5. Membaca surah al-Waqiah.

Nabi S.A.W bersabda maksudnya : "Sesiapa yang membaca surah al-Waqiah pada tiap-tiap malam kebuluran/kepapaan tidak akan menima dirinya."

 6.Pahala membaca dengan berwuduk.

Selain daripada pahala yang disebut sebelum ini, pahala membaca dalam solat dan pahala membaca dengan berwuduk lebihbesar ganjarannya daripada tidak berwuduk. Berpandukan Hadis Rasulullah s.a.w yang panjang dapat disimpulkan seperti berikut:

1. Pahala membaca Al-Quran dalam solat bagi tiap-tiap satu huruf seratus kebajikan.

2. Pahala membaca dengan berwuduk di luar solat bagi tiap-tiap satu huruf sepuluh kebajikan.

Sahabat yang dikasihi,
Marilah kita isi setiap hari masa kita dengan membaca al-Quran dengan hati yang khusyuk dan mengharapkan keredaan Allah S.W.T. Sesungguhnya mukjizat al-Quran sentiasa ada di dalam ayat-ayatnya, jika kita jadikan rutin amalan harian ianya akan memberi manfaat yang cukup besar , hati dan jiwa kita akan tenang dan tenteram. Jiwa kita akan sentiasa disirami nur petunjuk dan hidayah kerana al-Quran adalah kitab yang memberi petunjuk kepada jiwa-jiwa manusia.

PEMANTAPAN AL-QUR'AN

Pemantapan al-Quran

TIDAK seperti penerbitan bahan-bahan yang lain, penerbitan al-Quran memerlukan komitmen yang tinggi, fokus mendalam serta kerjasama yang mantap daripada pelbagai pihak.
Dalam bidang penerbitan al-Quran yang semakin mencabar dan penuh penelitian, usaha itu memerlukan disiplin dan kegigihan agar kesucian kitab suci itu terpelihara dan terjaga. Malah pelaksanaan berkenaan sebenarnya untuk membantu masyarakat membaca al-Quran dengan betul.

Sehubungan itu, pihak Telaga Biru Sdn. Bhd. ingin mengetengahkan produk terbaru iaitu al-Quran al-Karim dengan Panduan Waqaf dan Ibtida' bersaiz kecil bagi merancakkan lagi penulisan al-Quran tanah air.

Jika sebelum ini Telaga Biru mengeluarkan al-Quran dengan Panduan Waqaf dan Ibtida' bersaiz 214 milimeter x 292 milimeter tetapi terbaru yang bersaiz 135 milimeter x 192 milimeter dijual pada bernilai RM55 ini dilihat lebih mesra pengguna. 

Seperti sedia maklum di dalam al-Quran, terdapat ayat-ayat yang agak panjang dan memerlukan nafas yang panjang untuk dihabiskan. Rata-rata masyarakat kita pada hari ini tidak dapat menamatkan ayat tersebut dengan satu nafas sahaja, mungkin memerlukan tiga atau empat kali berhenti untuk menamatkan ayat tersebut.

Oleh itu, konsep di dalam al-Quran ini meletakkan cara-cara bagaimana untuk berhenti pada mana-mana kalimah dan di mana tempat yang sesuai untuk memulakan kembali bacaan tersebut dengan menggunakan warna.

Dalam bacaan al-Quran, terdapat kaedah dan tempat tertentu untuk memberhentikan dan memulakan bacaan dengan betul. Kita tidak boleh memberhentikan bacaan dan memulakannya semula sesuka hati dan di mana-mana tempat.

Sekiranya kita berbuat demikian, dibimbangi akan merosakkan makna sesuatu ayat, seterusnya melakukan perkara-perkara yang dilarang ketika membaca al-Quran.

Perlakuan ini akan dinilai sebagai dosa di sisi Allah sekiranya kita tidak mempelajarinya dan boleh mengundang kemurkaan-Nya. Kita tidak mahu tergolong dalam golongan yang dinyatakan oleh isteri Nabi Muhammad SAW, Aisyah bermaksud: "Berapa orang daripada pembaca yang membaca al-Quran sedangkan al-Quran melaknat pembacanya."

Walaupun dalam al-Quran sudah terdapat tanda-tanda waqaf yang sedia ada, namun masih banyak ayat panjang yang memerlukan tempat berhenti yang betul dan cara memulakannya semula tanpa merosakkan maknanya.

Konsep ini diolah bukan untuk menyaingi tanda-tanda bacaan sedia ada, apatah lagi menafikannya. Sebaliknya, untuk memberi panduan kepada pembaca yang ingin memberhentikan bacaan dan memulakannya kembali pada ayat-ayat tertentu tanpa merosakkan maknanya.

Konsep itu digarap oleh dua tenaga pakar iaitu Tan Sri Hassan Azhari yang merupakan tokoh qari tanah air dan ahli akademik, Prof. Madya Dr. Abdul Rauf Hassan Azhari yang telah lama berkecimpung dalam bidang ini.

Gabungan kepakaran dan pengalaman mereka berdua dapat diterjemahkan melalui penerbitan Al-Quran al-Karim dengan Panduan Waqaf dan Ibtida' ini. Malah ia juga telah mendapat penilaian dan penelitian daripada bekas Pengerusi Lembaga Tashih al-Quran Mesir, Syeikh Mahmud Amin Tantawi yang merupakan mantan Pengerusi Lembaga Tashih al-Quran Mesir.

Untuk makluman, al-Quran ini merupakan satu panduan di dunia dan Malaysia yang telah digunakan oleh para qari pada Tilawah al-Quran peringkat antarabangsa pada 2012 dan bakal digunakan tahun ini juga.

Orang ramai boleh memilih sama ada warna biru atau merah jambu. Untuk maklumat lanjut, sila layari www.telagabiru.net.my atau hubungi 03-6275 4070.

Sumber: Utusan Malaysia 
Anda mungkin juga meminati:

khatamkurang dari 3 hari

Mengkhatamkan al-Qur'an Kurang Dari Tiga Hari
Terdapat beberapa riwayat hadis menyebutkan tentang batas minima mengkhatamkan al-Qur’an. Sekaligus menunjukkan terlarangnya mengkhatamkan al-Qur’an kurang dari jumlah hari tertentu. Riwayat-riwayat tersebut datang dengan lafaz yang berbeza-beza. Antaranya dilarang mengkhatamkan al-Qur’an kurang dari 7 hari, 5 hari, dan 3 hari.
Hadis-hadis yang dimaksudkan tersebut adalah:
Daripada ‘Abdullah B. ‘Amru radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
اقْرَإِ الْقُرْآنَ فِي شَهْرٍ قُلْتُ إِنِّي أَجِدُ قُوَّةً حَتَّى قَالَ فَاقْرَأْهُ فِي سَبْعٍ وَلاَ تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ

“Bacalah (khatamkanlah) al-Qur’an dalam sebulan sekali.” Aku menyatakan, “Sesungguhnya aku mampu untuk lebih dari itu.” Rasulullah bersabda, “Maka, khatamkanlah dalam tujuh hari, jangan kurang dari itu.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, 15/479, no. 4666)
Dalam Riwayat Muslim:
اقْرَأْ الْقُرْآنَ فِي كُلِّ شَهْرٍ قَالَ قُلْتُ إِنِّي أَجِدُ قُوَّةً قَالَ فَاقْرَأْهُ فِي عِشْرِينَ لَيْلَةً قَالَ قُلْتُ إِنِّي أَجِدُ قُوَّةً قَالَ فَاقْرَأْهُ فِي سَبْعٍ وَلَا تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ

“Bacalah (khatamkanlah) al-Qur’an setiap sebulan sekali.” Aku menyatakan, “Sesungguhnya aku mampu untuk lebih dari itu.” Rasulullah bersabda, “Maka bacalah (khatamkanlah) dalam dua puluh malam.” Aku menyatakan, “Sesungguhnya aku mampu untuk lebih dari itu.” Rasulullah bersabda, “Maka, khatamkanlah dalam tujuh hari, jangan kurang dari itu.” (Hadis Riwayat Muslim, 6/42, no. 1964)
Dalam riwayat yang lain, daripada ‘Abdullah B. ‘Amru, Rasulullah menegaskan:
اخْتِمْهُ فِي خَمْسٍ قُلْتُ إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ فَمَا رَخَّصَ لِي
“Khatamkanlah dalam lima hari.” Aku menegaskan, “Aku mampu mengkhatamkan lebih dari itu.” Tetapi beliau tidak lagi memberi keringanan kepadaku lebih dari itu.” (Hadis Riwayat at-Tirmidzi, 10/200, no. 2870 dengan katanya, “Hadis ini hasan sahih gharib.”)
Dalam riwayat yang lain, daripada ‘Abdullah B. ‘Amru, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
لاَ يَفْقَهُ مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فِي أَقَلَّ مِنْ ثََلاَثٍ

“Orang yang membaca (mengkhatamkan) kurang dari tiga hari tidak akan dapat memahami bacaan al-Qur’an.” (Hadis Riwayat Abu Daud, 4/166, no. 1186. At-Tirmidzi, 10/203, no. 2873 dengan katanya, “Hadis ini hasan sahih.”)
Dalam riwayat yang lain:
اقْرَإِ الْقُرْآنَ فِي كُلِّ شَهْرٍ قَالَ إِنِّي أُطِيقُ أَكْثَرَ فَمَا زَالَ حَتَّى قَالَ فِي ثَلَاثٍ

“Bacalah (khatamkanlah) al-Qur’an setiap sebulan sekali.” Aku menyatakan, “Aku mampu melakukan lebih banyak dari itu.” Beliau pun terus menguranginya sehingga menjadi tiga hari.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, 7/93, no. 1842)

Ulasan Para Ulama:
1 – Imam at-Tirmidzi rahimahullah (Wafat: 256H) berkata:
و قَالَ إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَلاَ نُحِبُّ لِلرَّجُلِ أَنْ يَأْتِيَ عَلَيْهِ أَكْثَرُ مِنْ أَرْبَعِينَ يَوْمًا وَلَمْ يَقْرَأْ الْقُرْآنَ لِهَذَا الْحَدِيثِ و قَالَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ لَا يُقْرَأُ الْقُرْآنُ فِي أَقَلَّ مِنْ ثَلاَثٍ لِلْحَدِيثِ الَّذِي رُوِيَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَخَّصَ فِيهِ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ وَرُوِي عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّهُ كَانَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ فِي رَكْعَةٍ يُوتِرُ بِهَا وَرُوِي عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ أَنَّهُ قَرَأَ الْقُرْآنَ فِي رَكْعَةٍ فِي الْكَعْبَةِ وَالتَّرْتِيلُ فِي الْقِرَاءَةِ أَحَبُّ إِلَى أَهْلِ الْعِلْمِ

“Ishaq bin Ibrahim berkata, “Berdasarkan hadis ini, maka kami tidak suka apabila empat puluh hari berlalu daripada seseorang, sedangkan dirinya belum pernah mengkhatamkan al-Qur’an.” Sebahagian ulama menyatakan bahawa al-Qur’an tidak dikhatamkan kurang dari tiga hari berdasarkan hadis yang diriwayatkan daripada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Manakala sebahagian ulama yang lain memberi keringanan dalam perkara ini. Diriwayatkan daripada ‘Utsman B. ‘Affan bahawa beliau mengkhatamkan al-Qur’an dalam satu rakaat witir. Diriwayatkan daripada Sa’id B. Jubair, bahawa beliau mengkhatamkan al-Qur’an dalam satu rakaat di (sisi) ka'bah. Dan para ulama lebih menyukai al-Qur’an dibaca dengan tartil.” (Sunan at-Tirmidzi, 10/200)
2 – Imam an-Nawawi rahimahullah (Wafat: 676H) berkata:
هذا من نحو ما سبق من الارشاد إلى الاقتصاد في العبادة والارشاد إلى تدبر القرآن وقد كانت للسلف عادات مختلفة فيما يقرؤون كل يوم بحسب أحوالهم وأفهامهم ووظائفهم فكان بعضهم يختم القرآن في كل شهر وبعضهم في عشرين يوما وبعضهم في عشرة أيام وبعضهم أو أكثرهم في سبعة وكثير منهم في ثلاثة وكثير في كل يوم وليلة وبعضهم في كل ليلة وبعضهم في اليوم والليلة ثلاث ختمات وبعضهم ثمان ختمات وهو أكثر ما بلغنا وقد أوضحت هذا كله مضافا إلى فاعليه وناقليه في كتاب آداب القراء مع جمل من نفائس تتعلق بذلك والمختار أنه يستكثر منه ما يمكنه الدوام عليه ولا يعتاد الا ما يغلب على ظنه الدوام عليه في حال نشاطه وغيره هذا اذا لم تكن له وظائف عامة أو خاصة يتعطل باكثار القرآن عنها فان كانت له وظيفة عامة كولاية وتعليم ونحو ذلك فليوظف لنفسه قراءة يمكنه المحافظة عليها مع نشاطه وغيره من غير اخلال بشيء من كمال تلك الوظيفة وعلى هذا يحمل ما جاء عن السلف والله أعلم

“Perkara ini sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya, iaitu menunjukkan anjuran untuk bersederhana dalam ibadah dan anjuran supaya mentadabburi (menghayati) al-Qur’an. Para Salafush Sholeh memiliki kebiasaan yang berbeza-beza dalam membaca atau mengkhatamkan al-Qur’an bersesuaian (seiring) dengan keadaan, kefahaman, aktiviti, dan tugas yang dipikulnya.
Sebahagian daripada mereka mampu mengkhatamkan al-Qur’an setiap sebulan sekali, ada yang dua puluh hari sekali, ada juga yang sepuluh hari sekali, dan kebanyakannya mengkhatamkan al-Qur’an tujuh hari sekali. Tetapi tidak sedikit juga yang mampu mengkhatamkan al-Qur’an setiap tiga hari sekali, bahkan ada yang mengkhatam sehari semalam sahaja. Ada juga yang mengkhatamkan al-Qur’an hanya dalam satu malam. Lebih menakjubkan lagi, ada juga yang mampu mengkhatamkan sehingga lima kali dalam sehari semalam, bahkan yang paling banyak berdasarkan pengetahuan kami adalah yang mampu mengkhatam lapan kali dalam sehari semalam. Aku telah menjelaskannya dalam kitab Adab al-Qurra’ berserta ungkapan-ungkapan yang mengagumkan berkaitan permasalahan tersebut.
Dan pendapat terpilih tentang perkara ini adalah mengkhatamkan al-Qur’an sebanyak-banyaknya selagi mana ia mampu melakukannya dengan istiqomah (berterusan) dan bukan melakukannya hanya ketika waktu sihat dan bersemangat sahaja. Ini tentu bagi mereka yang tidak memiliki tugas-tugas secara umum atau khusus yang akan membebankannya jika sering mengkhatamkan al-Qur’an. Sehingga apabila seseorang memiliki tugas berkaitan dengan masyarakat umum atau orang ramai seperti pemerintahan, mengajar, dan yang lain-lainnya, maka hendaklah ia menempatkannya pada kedudukan yang sewajarnya iaitu berusaha mengkhatamkan al-Qur’an dengan dalam masa yang sama dapat menjaganya di sela-sela masa sibuknya tanpa mengabaikan tugas-tugas yang sedang dipikulnya. Inilah yang dilakukan oleh para Salafush Sholeh. (Syarah Shahih Muslim, 8/43)
Kesimpulan:
Larangan menghabiskan (mengkhatamkan) membaca al-Qur’an kurang dari tujuh hari, lima hari, atau tiga hari ini adalah dengan bersebab. Selagi mana pembacanya dapat membaca dengan kefahaman, penghayatan, tadabbur, tartil, tajwid yang betul, tanpa mengabaikan tanggungjawab lainnya, dan dia dapat istiqomah, maka dia boleh membacanya sebanyak mana yang dia mampu. Praktik ini turut diamalkan oleh para huffaz al-Qur’an zaman ini serta para ulama yang tekun terhadap al-Qur’an.

Ini adalah sebagaimana amalan para salafush sholeh seperti yang telah disebutkan oleh Imam a-Nawawi rahimahullah di atas. Juga sebagaimana amalan para ulama yang mengikutinya dengan baik seperti asy-Syafi’i, Qotadah, dan selainnya. Dan mereka lebih tekun lagi ketika datangnya bulan Ramadhan, yang mana ia dinamakan sebagai bulan al-Qur’an.

Imam adz-Dzahabi rahimahullah (Wafat: 748H) menukilkan:
قال الربيع بن سليمان من طريقين عنه، بل أكثر: كان الشافعي يختم القرآن في شهر رمضان ستين ختمة

“Berkata ar-Rabi’ B. Sulaiman, dari dua jalan bahkan lebih, bahawasanya asy-Syafi'i mengkhatamkan al-Qur'an pada bulan Ramadhan 60 kali khatam.” (Siyar A'lam an-Nubala', 10/36)
كان الاسود يختم القرآن في رمضان في كل ليلتين

“Bahawasanya al-Aswad mengkhatam al-Qur'an setiap dua malam sekali pada bulan Ramadhan.” (Siyar A'lam an-Nubala', 4/51)

Adapun bagi mereka yang belum menguasai al-Qur’an, tidak memahaminya, dan tidak pernah menghafalnya, tetapi tiba-tiba mahu segera mengkhatamkannya secara tergesa-gesa sehingga mengabaikan aspek tadabbur, tajwid, tartil, dan seumpanya, maka berikut kata Syaikh Salim B. ‘Ied al-Hilali hafizahullah:

“Membaca al-Qur’an hendaklah dengan mentadabburinya (penghayatan). Adapun membacanya dengan cepat (supaya segera khatam), maka ia merupakan bentuk-bentuk bacaan yang bid’ah yang tidak akan melepasi tenggorokan. (Iaitu bacaan yang tidak memberikan sebarang kefahaman). Oleh sebab itulah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam mengecam orang-orang yang bacaannya tidak melepasi tenggorokan (seperti kaum khawarij).” (Salim al-Hilali, Mausu’ah al-Manahi asy-Syar’iyyah as-Shahih as-Sunnah an-Nabawiyyah, 1/217 – Daar Ibnu ‘Affan)

Kamis, 20 Maret 2014

10 surat yang mengandung amalan baik

Ada beberapa surat dalam Al-Qur’an yang memiliki kelebihan dibandingkan surat yang lain. Kelebihan ini diketahui dari beberapa hadis Nabi yang memerintahkan untuk membacanya, baik setiap hari atau pada saat-saat tertentu. Dalam Al-Qur’an sendiri ada 114 surat. Akan sangat bagus bagi kita jika bisa mengamalkan beberapa surat yang utama tersebut.
Dan ini 10 Surat Yang Baik Diamalkan sehari-hari:
1. SURAT AL-FATIHAH
Amalkan membaca Surah Al-Fatihah saat hendak tidur diikuti dengan membaca Surah Al-Ikhlas 3 kali, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas. Insya’Allah akan aman tenteram dan terjauh dari gangguan setan. Dianjurkan juga membaca surah ini sebanyak 44 kali untuk mengobati sakit mata, perut, gigi dan lain-lainnya dengan izin Allah swt. Untuk mencegah kemarahan Allah, bacalah surah ini sebanyak 17 kali sehari yaitu dengan mengerjakan shalat 5 waktu.
2. SURAH YAASIN
Telah bersabda Rasulullah saw, sesungguhnya bagi setiap sesuatu itu ada hati, dan hati Al-Qur’an adalah Surah Yaasin yaitu jantung Al-Qur’an. Siapa yang membaca Surah Yaasin, niscaya dituliskan oleh Allah pahala menyamai sepuluh kali membaca Al-Qur’an seluruhnya. (HR At-Tarmizi dari Anas ra)
Rasulullah saw juga bersabda: Surah Yaasin disebut di dalam kitab Taurat dengan sebutan “At-Mu’ammah” (yang umum), yang mengumumkan pembacanya dengan kebaikan dunia dan akhirat, menanggung segala bala baik dari kesusahan di dunia maupun akhirat. Pembaca juga akan dilindungi dari setiap keburukan dan kejahatan serta segala hajat dan keinginan akan Allah kabulkan. Jika dibaca dalam satu malam semata-mata mengharapkan keridhaan Allah, niscaya Allah akan mengampuni dosanya. (Hadis riwayat Malik, Ibnu-Sunni dan Ibnu Hibban). Surah Yaasin ini juga jika diamalkan akan terselamatlah kita dari kehausan di hari Kiamat.

3. SURAH AT-DHUHAN
Dibaca sekali pada malam Jumat agar kita selamat dari huru hara di Padang Mahsyar.
4. Surah Al-Waqi’ah
Menurut beberapa hadis Rasulullah saw, mereka yang mengamalkan membaca Surah Al-Waqi’ah pada setiap malam, insya’Allah tidak akan merasakan kemiskinan. Mereka yang membacanya sebagai wirid, insya’Allah akan beroleh kesenangan selama-lamanya. Mereka yang membacanya sebanyak 14 kali setiap lepas solat Asar, insya’Allah akan dikaruniai rezeki yang banyak. Setelah shalat Isya, ambillah segelas air lalu bacalah Surah Al-Fatihah sekali, Ayatul Qursi sekali dan Surah Al-Waqi’ah ayat 35-38 sebanyak 7 kali. Tiup dalam air dan minum. Dalam hati, niat untuk menjaga kecantikan diri dan kebahagiaan rumahtangga kita.
Makna Surah Al-Waqi’ah ayat 35-38 ialah: “Sesungguhnya, Kami telah menciptakan istri-istri mereka dengan ciptaan istimewa. Serta Kami jadikan mereka perawan (yang tidak pernah disentuh), yang tetap mencintai jodohnya serta yang sebaya dengan umurnya.
5. SURAT AL-KHAUTHAR
Barang siapa yang mengamalkan membaca ayat ini sebanyak 1.000 kali, maka Allah swt akan mengabulkan hajatnya termasuk rezeki dan kenaikan pangkat. Siapapun yang membaca 1.000 kali juga setelah shalat Isya sampai dia tertidur, insya’Allah dia dapat melihat Rasulullah saw dalam tidurnya.
6. SURAT AL-KHAAFIRUUN
Siapa yang membaca Surah Al-Khaafiruun, maka perumpamaannya seperti membaca seperempat Al-Qur’an, disamping terlepas dari syirik, terjauh dari godaan setan dan terlepas dari peristiwa yang mengejutkan (Riwayat At-Tarmizi). Sebelum tidur, bacalah surah ini agar kita mati dalam iman serta membersihkan kotoran dalam diri kita.
7. Surah Al-Mulk
Satu lagi Surah dari Al-Qur’an yaitu Surah Al-Mulk yang memiliki fadilat dan manfaat yang sangat besar bagi orang yang mengamalkan membacanya. Menurut beberapa hadis Rasulullah saw, mereka yang mengamalkan membaca akan surah ini, akan mendapat syafaat dan keampunan dosa-dosanya. Mereka yang membacanya pada setiap malam, insya’Allah, akan selamat dari siksa kubur.
8. SURAT AL-IKHLAS
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda kepada istri kesayangan baginda, Siti Aisyah, antara artinya: “Wahai Aisyah isteri ku, sebelum kamu tidur, khatamkanlah dulu Al-Qur’an.” Siti Aisyah lalu berkata, “Wahai suami ku, saya tidak mampu khatam Al-Qur’an sebanyak 30 juz itu.” Ketika mendengar kata-kata Siti Aisyah tersebut, Rasulullah saw sambil tersenyum lalu menjawab, “Barangsiapa yang membaca 3 kali sebelum tidur, seolah-olah ia telah khatam Al-Qur’an seluruhnya.”
Dari Rasulullah saw. pernah bersabda kepada Ali ra, “Barangsiapa hendak pergi bepergian, kemudian ketika dia hendak meninggalkan rumahnya, ia membaca surat Al-Ikhlas 11 kali, maka Allah memelihara rumahnya sampai ia kembali. Ibnu Said Al-Khanafi menjelaskan:” Surah ini dinamakan Surah Al -Ikhlas, artinya bersih atau lepas. Maka barang siapa yang membacanya dan mengamalkannya dengan hati yang ikhlas, maka ia akan dilepaskan kesusahan duniawi, dimudahkan di dalam gelombang sakratulmaut, dihindarkan dari kegelapan kubur dan kengerian hari kiamat. “
9. Surah Al-FALAQ
Siti Aisyah menjelaskan: “Bahwa Rasulullah saw pada setiap malam ketika hendak tidur, beliau membaca Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas lalu ditiupkan pada kedua telapak tangan, kemudian dioleskan ke seluruh tubuh dan kepala. Barang siapa terkena penyakit karena perbuatan setan atau manusia, harus membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 41 kali selama 3 hari, 5 hari atau 7 hari berturut-turut. Barang siapa yang takut akan godaan setan dan manusia, takut dalam kegelapan malam atau takut dengan kejahatan manusia, bacalah Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 100 kali.
10. SURAH AN-NAS
Surah An-Nas adalah surah yang terakhir (ke-114) dalam Al-Qur’an. Nama An-Nas diambil dari kata An-Nas yang berulang kali disebut dalam surat ini yang berarti manusia. Surah ini termasuk dalam golongan surah Makkiyah. Isi surat ini adalah untuk mengatur manusia memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan baik yang berasal dari golongan manusia maupun jin. Surah An-Nas ini juga adalah penerang hati.

khatam al-qur'an dalam satu malam

Dari Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi)
Generasi sahabat dapat menjadi generasi terbaik (baca; khairul qurun) adalah karena mereka memiliki ihtimam yang sangat besar terhadap Al-Qur’an. Sayid Qutub dalam bukunya Ma’alim Fii Ath-Thariq menyebutkan tiga faktor yang menjadi rahasia mereka mencapai generasi terbaik seperti itu. Pertama karena mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya sumber pegangan hidup, sekaligus membuang jauh-jauh berbagai sumber-sumber kehidupan lainnya. Kedua, ketika membacanya mereka tidak memiliki tujuan-tujuan untuk tsaqafah, pengetahuan, menikmati keindahan ataupun tujuan-tujuan lainnya. Namun tujuan mereka hanya semata-mata untuk mengimplementasikan apa yang diinginkan Allah dalam kehidupan mereka. Ketiga, mereka membuang jauh-jauh segala hal yang berhubungan dengan masa lalu ketika jahiliyah. Mereka memandang bahwa Islam merupakan titik tolak perubahan, yang sama sekali terpisah dengan masa lalu, baik yang bersifat pemikiran ataupun kebudayaan.
Tilawatul qur’an; itulah kunci utama kesuksesan mereka. Imam Syahid Hasan Al-Banna mengatakan, “Usahakan agar Anda memiliki wirid harian yang diambil dari kitabullah minimal satu juz per hari dan berusahalah agar jangan mengkhatamkan Al-Qur’an lebih dari sebulan dan jangan kurang dari tiga hari.”
Keutamaan Membaca al-Qur’an
Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi memaparkan hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan membaca Al-Qur’an. Di antaranya:
1. Akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat.
Dari Abu Amamah ra, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi syafaat bagi para pembacanya di hari kiamat.” (HR. Muslim)
2. Mendapatkan predikat insan terbaik.
Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi)
3. Mendapatkan pahala akan bersama malaikat di akhirat, bagi yang mahir mambacanya.
Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim)
4. Mendapatkan pahala dua kali lipat, bagi yang belum lancar.
“Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim)
5. Akan diangkat derajatnya oleh Allah
Dari Umar bin Khatab ra. Rasulullah saw. bersabda,: “Sesungguhnya Allahswt. akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur’an), dengan dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain.” (HR. Muslim)
6. Mendapatkan sakinah, rahmat, dikelilingi malaikat, dan dipuji Allah di hadapan makhluk-Nya.
Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka ketengangan, akan dilingkupi pada diri mereka dengan rahmat, akan dilingkari oleh para malaikat, dan Allah pun akan menyebut (memuji) mereka di hadapan makhluk yang ada di dekat-Nya.” (HR. Muslim)
Keutamaan mengkhatamkan al-Qur’an
a. Merupakan amalan yang paling dicintai Allah
Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Al-hal wal murtahal.” Orang ini bertanya lagi, “Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi)
b. Orang yang mengikuti khataman Al-Qur’an, seperti mengikuti pembagian ghanimah
Dari Abu Qilabah, Rasulullah saw. mengatakan, “Barangsiapa yang menyaksikan (mengikuti) bacaan Al-Qur’an ketika dibuka (dimulai), maka seakan-akan ia mengikuti kemenangan (futuh) fi sabilillah. Dan barangsiapa yang mengikuti pengkhataman Al-Qur’an maka seakan-akan ia mengikuti pembagian ghanimah.” (HR. Addarimi)
c. Mendapatkan doa/shalawat dari malaikat
Dari Mus’ab bin Sa’d, dari Sa’d bin Abi Waqas, beliau mengatakan, “Apabila Al-Qur’an dikhatamkan bertepatan pada permulaan malam, maka malaikat akan bersalawat (berdoa) untuknya hingga subuh. Dan apabila khatam bertepatan pada akhir malam, maka malaikat akan bershalawat/ berdoa untuknya hingga sore hati.” (HR. Addarimi.)
d. Mengikuti sunnah Rasulullah saw.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sunnah Rasulullah saw. Hal ini tergambar dari hadits berikut: Dari Abdullah bin Amru bin Ash, beliau berkata, “Wahai Rasulullah saw., berapa lama aku sebaiknya membaca Al-Qur’an?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam satu bulan.” Aku berkata lagi, “Sungguh aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam dua puluh hari.” Aku berkata lagi, “Aku masih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima belas hari.” “Aku masih lebih mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam sepuluh hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Beliau menjawab, “Khatamkanlah dalam lima hari.” Aku menjawab, “Aku masih lebih mampu lagi, wahai Rasulullah.” Namun beliau tidak memberikan izin bagiku. (HR. Tirmidzi)
Waktu mengkhatamkan Al-Qur’an
a. Keutamaan waktu yang dibutuhkan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an
Dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari Rasulullah saw., beliau berkata, “Puasalah tiga hari dalam satu bulan.” Aku berkata, “Aku mampu untuk lebih banyak dari itu, wahai Rasulullah.” Namun beliau tetap melarang, hingga akhirnya beliau mengatakan, “Puasalah sehari dan berbukalah sehari, dan bacalah Al-Qur’an (khatamkanlah) dalam sebulan.” Aku berkata, “Aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau terus malarang hingga batas tiga hari. (HR. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan batasan waktu paling minimal dalam membaca Al-Qur’an. Karena dalam hadits lain terkadang beliau membatasi hanya boleh dalam 5 hari, dan dalam hadits yang lain dalam tujuh hari. Maka dari sini dapat disimpulkan, batasan paling cepat dalam mengkhatamkan Al-qur’an adalah tiga hari.
b. Larangan untuk mengkhatamkan kurang dari tiga hari
Hadits di atas juga mengisyaratkan larangan Rasulullah saw. untuk mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari. Hikmah di balik larangan tersebut, Rasulullah saw. katakan dalam hadits lain sebagai berikut:
Dari Abdullah bin Amru, beliau mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan dapat memahami/menghayati Al-Qur’an, orang yang membacanya kurang dari tiga hari.” (HR. Abu Daud)
c. Rasulullah saw. tidak pernah mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam
Dari Aisyah ra, beliau mengatakan, “Aku tidak pernah tahu Rasulullah saw. mengkhatamkan Al-Qur’an secara keseluruhan pada malam hingga fajar.” (HR. Ibnu Majah)
Sunnah dalam teknis mengkhatamkan Al-Qur’an
Adalah Anas bin Malik, beliau memiliki kebiasaan apabila telah mendekati kekhataman dalam membaca Al-Qur’an, beliau menyisakan beberapa ayat untuk mengajak keluarganya guna mengkhatamkan bersama.
Dari Tsabit al-Bunnani, beliau mengatakan bahwa Anas bin Malik jika sudah mendekati dalam mengkhatamkan Al-Qur’an pada malam hari, beliau menyisakan sedikit dari Al-Qur’an, hingga ketika subuh hari beliau mengumpulkan keluarganya dan mengkhatamkannya bersama mereka. (HR. Darimi)
Hikmah yang dapat dipetik dari hadits Anas di atas, adalah bahwa ketika khatam Al-Qur’an merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa kepada Allah. Dengan mengumpulkan seluruh anggota keluarga, akan dapat memberikan berkah kepada seluruh anggota keluarga. Karena, semuanya berdoa secara bersamaan kepada Allah mengharapkan rahmat dan berkah dari-Nya.
Kiat-Kiat Agar Senantiasa Dapat Mengkhatamkan Al-Qur’an
Ada beberapa kiat yang barangkali dapat membantu dalam mengkhatamkan Al-Qur’an, di antaranya adalah:
1. Memiliki ‘azam’ yang kuat untuk dapat mengkhatamkannya dalam satu bulan. Atau dengan kata lain memiliki azam untuk membacanya satu juz dalam satu hari.
2. Melatih diri dengan bertahap untuk dapat tilawah satu juz dalam satu hari. Misalnya untuk sekali membaca (tanpa berhenti) ditargetkan setengah juz, baik pada waktu pagi ataupun petang hari. Jika sudah dapat memenuhi target, diupayakan ditingkatkan lagi menjadi satu juz untuk sekali membaca.
3. Mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca Al-Qur’an yang tidak dapat diganggu gugat, kecuali jika terdapat sebuah urusan yang teramat sangat penting. Hal ini dapat membantu kita untuk senantiasa komitmen membacanya setiap hari. Waktu yang terbaik menurut penulis adalah ba’da subuh.
4. Menikmati bacaan yang sedang dilantunkan oleh lisan kita. Lebih baik lagi jika kita memiliki lagu tersendiri yang stabil, yang meringankan lisan kita untuk melantunkannya. Kondisi seperti ini membantu menghilangkan kejenuhan ketika membacanya.
5. Usahakan untuk senantiasa membersihkan diri (baca: berwudhu’) terlebih dahulu sebelum kita membaca Al-Qur’an. Karena kondisi berwudhu’, sedikit banyak akan membantu menenangkan hati yang tentunya membantu dalam keistiqamahan membaca Al-Qur’an.
6. Membaca-baca kembali mengenai interaksi generasi awal umat Islam, dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, baik dari segi tilawah, pemahaman ataupun pengaplikasiannya.
7. Memberikan iqab atau hukuman secara pribadi, jika tidak dapat memenuhi target membaca Al-Qur’an. Misalnya dengan kewajiban infaq, menghafal surat tertentu, dan lain sebagainya, yang disesuaikan dengan kondisi pribadi kita.
8. Diberikan motivasi dalam lingkungan keluarga jika ada salah seorang anggota keluarganya yang mengkhatamkan al-Qur’an, dengan bertasyakuran atau dengan memberikan ucapan selamat dan hadiah.
Mengkhatamkan Al-Qur’an merupakan sifat Rasulullah, para sahabat, salafuna shaleh, dan orang-orang mukmin yang memiliki ketakwaan kepada Allah. Seyogyanya, kita juga dapat memposisikan Al-Qur’an sebagaimana mereka memiliki semangat, meskipun kita jauh dari mereka.
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (An-Ankabut: 69).

khatam al-qur'an dalam satu malam

: Nabi Pesan Ali Khatam Quran Sebelum Tidur?

Home - Soal JawabAl-Quran dan Hadis
Soalan:
Dlm tazkirah subuh ramadhan seorg ustaz menyebut bahawa Rasulullah s.a.w.bersabda HANYA kepada Sayyida Ali bin Abi Talib sahaja, menyuruh beliau supaya khatamkan al-quran sebelum tidur krn Baginda tahu hanya Sayyida Ali saja yg mampu, tidak sahabat-sahabat lain. Maksudnya Sayyidina Ali khatam quran tiap-tiap malam.
Minta bantuan ahli panel al-ahkam jika terdapat hadis tersebut dan darjatnya. JKK.
Jawapan:
بسم الله
والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه أما بعد
1) Sehingga sekarang, kami belum menemui matan hadis yang anda nukilkan daripada ustaz tersebut.
2) Tiada had bagi seseorang untuk khatam quran dalam beberapa hari pun. Cuma afdhalnya, jangan kurang daripada 3 hari. Kerana dalam hadis Abdullah bin Amru, Nabi bersabda: “Tidak beroleh kefahaman sesiapa yang membacanya (Quran) dalam masa kurang 3 malam”.
HR Abu Daud (no: 3292).
3) Antara yang dinukilkan membacanya dalam masa satu malam ialah Uthman yang khatam satu Quran dalam satu rakaat witir, dan Said bin Jubair juga mengkahatam Quran dalam satu rakaat di dalam kaabah. Lihat Sunan Tirmizi (no: 2946).
4) Malahan, dinukilkan ada orang-orang soleh yang khatam Quran sehari 2 kali, sehari 3 kali dan sehari empat kali. Lihat: Fatawa Hadithiyyah oleh Ibn Hajar Haitami m/s 58.
Jawapan asal penulis di Al-Ahkam